DULU SEKARANG DAN ESUK

(Sikarang Batukapur, makhluk dungu penggembala angin)



Assalamu'alaium War Wab.


  •  Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
    murid-muridnya yang menjawab :
    “Bulan”
    “Matahari”
    “Bintang-bintang”
    Iman Ghazali “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimana pun kita, apa pun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”. 
  • “Barang siapa yang keadaan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia terlaknat. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung.” (HR. Bukhari) 
  •  
Ada  3 zona waktu yang mesti dilalui oleh kehidupan manusia, yaitu 
(1) Zona waktu yang telah terlewati, dimana area tersebut di namakan “Kemarin”, 
(2)  Zona waktu yang sedang dialami atau dinamakan “Sekarang”, 
(3) Zona waktu yang akan dilewati atau disebut “Esuk”.


Banyak  orang bilang, bahwa peristiwa-peristiwa yang perlah dialami sepertinya terjadi beum begitu lama, padahal kejadianya sudah bertahn-tahun, bahkan bias jadi puluhan tahun. Itulah sebanya, persitiwa yang berada pada zona waktu yang telah terlewati akan mendekam sebagai memori

Sebenarnya memori itu laksana buku yang memuat banyak pelajaran.

Bagi orang  yang suka mengevaluasi  lembaran masa lalunya, maka beberapa pengalaman berharga bakal didapatkan. Dan pengalaman itu boleh jadi bisa djadikan sebagai panduan dalam mengatasi permasalahan serupa yang  mungkin datang  kembali pada zona kehidupan yang tengah dialami maupun di hari esuk. Sehingga sebuah peribahasa “terpatuk ular di lubang yang sama” tidak akan terjadi. Artinya , dari pegalaman yang dijadikan pelajaan hidup,maka keterpurukan tidak bakal terjadi berulang.  Namun, sifat lalai dan tidak mengacuhkan peristiwa masa lalu, biasanya mudah bersahabat dengan akal pikiran manusia, sehingga tanda jejak maupun signal  peringatan  tak dikenalinya lagi. Kondisi semacam ini dinamakan ‘Lupa Diri’.

Lupa diri yang ditunggangi nafsu emosional yang kental inilah bakal memperbodoh pikiran yang sehat sehingga kondisi  lahir batin yang seharusnya bergerak menuju ke nilai plus akhirnya menjadi jalan ditempat, bahkan bisa kian mundur. Bukankah kerugian yang diperoleh, mengingat perjalanan waktu tak bakal kembali ke posisi awal ?. Maka kebahagiaan hidup yang dicari tapi yang datang adalah penyesalan.

Tak selesai sampai di sini. Penyesalan  akan membawa hikmah apabila perenungannya menjadi sebuah peringatan untuk mebangun renovasi. Maka masa kini yang digerakkan oleh renovasi yang militant akan mengupayakan terjadnya peningkatan yang berharga positip.

Sebaliknya, penyesalan akan semakin mengundang keterpurukan apabila si penderita enggan mencoba bangkit, atau merasa tidak mampu melakukan upaya tanpa mencoba. Dan kondisi yang demikian itu umumnya terjadi pada orang yang merasa nyaman dengan kebiasaan menutup diri alias “Kuper” (Kurang Pergaulan).

Hari esuk sebenarnya merupakan dermaga hari ini. Siapapun yang mengkondisikan hari ini sebagai mesin proses yang berdaya guna niscaya akan menghasilkan produk hari ini yang bermanfaat dan akan membawa keberuntungan di hari esuk. Sebaliknya yang menyikapi hari ini masih dengan formula berandai-andai, sama saja artinya dengan memasung diri sendiri di dalam belantara berkah. 
Wassalamu'alakum War Wab


                                                          Pati Utara, Awal Januari 2016
==> kembali ke awal, klik di sini










Related Posts:

0 Response to "DULU SEKARANG DAN ESUK"

Posting Komentar