JANGAN CEMARI TAKBIRAN DENGAN TINDAKAN HARAM











JANGAN CEMARI TAKBIRAN DENGAN TINDAKAN HARAM

Bahan Renungan :
TAKBIR KELILING
Kado eklusiv untuk public.

Assalamu’alaikum War Wab.

            Malam ini 30 Ramadhan 1437 H, senandung  malam telah berganti. Yang sebelumnya lantunan sakral ayat-ayat suci Al Qur’an dari setiap surau, masjid, dan  rumah-rumah, menghadirkan sebuah pengakuan dan keyakinan yang hakiki tentang kebenaran janji Allah SWT. Menyentuh relung hati  pembaca dan pendengarnya.  Berganti malam ini, di penghujung Ramadhan,  adalah malam pengakuan tentang maha kebesaran dan kekuasaan  Allah, yang ditandai dengan gema takbir di segala penjuru menyeru,  dan memuji kebesaran Allah. Allahu akbar…..Allahu akbar…..Allahu  walilahilham.
            Segenap kaum muslim dimanapun berada tidak melewatkan ritual besar di puncak Ramadan itu. Ada yang cukup dengan bertakbiran di mesjid, surau, atau di rumah. Tetapi tak sedikit di kota, desa, atau di tempat-tempat tertentu yang bertakbiran secara atraktif, bahkan tak jarang yang memang mengkondisikan takbiran dengan kemasan yang menggelora, sehingga menjadi sebuah perayaan. Takbir keliling, contohnya. Dengan tampilanya yang mengundang banyak fasilitas, terutama dana, maka ritual yang disajikan dalam bentuk perayaan itu menjadi acara yang bergengsi dan divavoritkan. Terlepas dari sudut pandang yang controversial, dapat diangkat segi positipnya yaitu takbir keliling adalah upaya menghadirkan syi’ar yang kian kuat dan menempatkan sebuah takbiran sebagai kuwajiban yang tak boleh dilalaikan.
            Mengingat pada focus tujuan awalnya yang bisa diategorikan ke dalam jihad fii sabilillah, maka sangat disesalkan jika ritual yang suci itu terkontaminasi dengan kepentingan dari oknum-oknum tertentu yang bisa merusak citra.
            Barangkali, apa yang akan saya sampaikan berikut ini telah banyak yang mengetahuinya, dan telah banyak yang menyampakannya tetapi memang sulit untuk memilih tindakan preventif yang mujarab untuk mengetasinya.
Didalam pagelaran takbir keliling yang cukup venomental itu, sekelompok orang tak dikenal kadar keimanannya juga berambisi memburu harga diri dan pujian dari khalayak. Mereka ingin memperoleh acungan jempol, bahlan sebutan sebagai pahlawan jka bisa (sesuai dengan keyakinan dan tingkat SDM-nya). Maka pagelaran yang mengundang penilaian public itu dirasa sebagai kendaraan yang super canggih mampu mengusung menuju tujuannya. Nah, bersama dengan barisan-barisan takir keliling yang diakrabinya, mereka juga menampilkan atraksinya dengan meneguk isi botol-botol haram, membakar petasan, atau menampilkan tindakan-tindakan yang justru merusak penilaian barisan takbir yang diikutinya. Mondar-mandir di sekitar barisan dengan mengenakan asesoris diri yang bukan islami, membuat kondisi barsan tak nyaman lagi dipandang. Masih mending kalau tidak memicu perkelahian antar sesama.
            Sebenarnya masih banyak yang semestiya dicarikan tindakan preventivnya, namun dari segelintir kupasan ini, semoga public dan pihak-pihak yang terkait terutama Panitia Penyelenggara Takbir keliling berkenan untuk membangunkan kesadaran dan mengagendakan kritik membangun ini demi pencitraan kaum muslim di masa depan. Semoga taufiq dan hidayah Allah SWT senaniasa tercurah kepada kita. Amiin.

SELAMAT IDUL FITRI 1437 H
MINAL AIDZIN WAL FAIZIN,
MOHON MA’AF LAHIR DAN BATIN

Wassalamu’alaikum War Wab.

Pati Utara, 30 Ramadhan 1437 H/5 Juli 2016 M
(Sikarang Batukapur, makhluk dungu penggembala angin)

Related Posts: